Drama CPO, Minyak Goreng dan B40


WALAKNEWS.com Ι Jakarta Ι – Indonesia memang hebat, baru digoyang pakai CPO dan Batu Bara saja, dunia sudah pada kalang kabut. Banyak Negara terancam pangan dan energinya. Jika nol ekspor bahan mentah, banyak Negara gelap gulita tanpa listrik. Menandakan cerahnya masa depan Indonesia, kita tinggal menyiapkan SDM nya.

Itu baru CPO dan Batu Bara, padahal masih banyak bahan mentah yang selama ini diekspor mulai bisa kita “mainkan” juga. Misal Bauksit, Nikel, Silica, Kelapa, Kakao dan lainnya. Jika ini ekspornya distop, wajib diolah dulu di dalam negeri, baru dieskpor, dampaknya akan dahsyat sangat luar biasa.

Konkretnya, andaikan sudah siap tanpa ekspor kelapa bulatan, diolah dulu menjadi Bio Avtur. Karena menurut Prof. Subagio dan Prof. Tatang dari ITB, bahan inti sawit dan kelapa termurah untuk Bio Avtur. Pasar global luar biasa besarnya. Begitu juga Silica, diubah dulu menjadi Solar Cell pembangkit listrik, baru di ekspor. Devisanya akan berlipat.

Artinya kompleksitas ekonominya sangat tinggi. Volume bahan sama tapi multiplier effects nya banyak sekali. Misal nilai ekspor (devisa), serapan tenaga kerja industri, pajak dan lainnya bisa naik berlipat dari saat ini. Hilirisasi hasil riset (invensi) kita yang banyak tersimpan di lemari bisa jadi inovasi.

Inovasi jadi bermanfaat nyata bagi rakyat, sebagai pembayar pajak untuk riset tersebut. Tak ubahnya Prof. Subagio, gara-gara beliau menemukan katalis merah putih jadilah B40, estimasinya butuh CPO 12 juta ton/tahun. Hemat devisa Rp.89 triliun/tahun dari membendung impor solar fosil. Lalu harga sawit menjadi mahal sehingga pasti akan  mensejahterakan petaninya.

Sesungguhnya, situasi saat ini menggambarkan keadaan dimana banyak negara sedang panik. Banyak yang tidak peka terhadap krisis kepercayaan antar bangsa. Krisis pangan dan energi. Selama ini banyak yang terlalu sembrono tanpa waspada tinggi.

Lalu, apa yang akan terjadi di masa depan setidaknya hingga 5 tahun mendatang?

1. Tiada yang bisa meramalkan keadaan di masa seperti ini. Karena situasi saat ini serba tidak pasti. Artinya masa depan prediksinya juga tidak pasti. Hanya secara umum masa depan pangan dan energi Indonesia lebih baik dibandingkan negara lainnya. Utamanya sawit.

2. Kalaupun BBN non sawit gejalanya ikutan naik, itu hanyalah portofolio sesaat saja. Hanya berlaku beberapa hari atau minggu saja. Misal Jagung di Amerika Serikat dominan dijadikan Bioethanol, bukan pakan ternak lagi. Itu hanyalah akibat harga bisa memilih lebih baik sesaat saja.

3. Hal paling utama adalah menyiapkan mutu SDM kita. Mulai pangan cukup dan bermutu. Mental, ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi dan entrepreneurship nya. SDA hebat tanpa SDM hebat akan jadi sebab Indonesia jadi rebutan bangsa lain. Setidaknya agar kita menjadi Tuan di negeri sendiri. Itu misalnya.

Oleh : Wayan Supadno (Pak Tani) dalam WA Grup IMBC.(adm-01)

Berita Terkait

Top