8 Kota Terbersih Di Indonesia


WALAKNEWS.com Ι Jakarta Ι – Inilah 8 Delapan Kota terbersih di Indonesia, di tinjau dari beberapa faktor dan kinerja :

1. Palembang.
Yang artinya adalah suatu tempat yang digenangi oleh air. Kota ini juga dicanangkan sebagai “Kota Wisata Air” dan pada tahun 2008. Kota Palembang pernah menyelenggarakan acara “Visit Musi 2008.

Julukan Bumi Sriwijaya dan Kota Pempek ini pernah menjadi ibukota Kerajaan Bahari Budha terbesar di Asia Tenggara. Mendapatkan penghargaan Adipura sebanyak 3 kali dan juga mendapatkan penghargaan “Enviromental Sustainable City (ESC) ASEAN.”

Selain pempek, kuliner khas palembang lainnya, yakni Tekwan, Kemplang, Maksuba, Mi Celor, Martabak Har, Pindang Patin, Lenggang, Celimpungan, Laksan, Malbi dan lainnya.

2. Balikpapan.
Mendapat julukan kota minyak. Penamaan Balikpapan adalah dengan ditemukannya Puteri Petung dari Kerajaan Pasir yang berada di balik papan sehingga tempat itu dinamakan Balikpapan.

Kota ini berhasil menempati kota kedua terbersih di ASEAN. Kota ini juga pernah mendapatkan penghargaan dari Program WWF Earth Hour City Challenge 2015.

Juga pernah dinobatkan sebagai “The Most Lovable Sustainable City for 2015 atau kota paling dicintai di dunia.

Penghargaan ini didapatkan dalam kampanye “We Love Cities di WWF Earth Hour City Challenge” yang digelar di Seoul, Korea Selatan.

Dalam event itu Kota Balikpapan bersaing dengan Kota Semarang dan Kota Jakarta.

Penilaian utama dalam event tersebut adalah dalam bidang energi, limbah, transportasi dan green building.

Kuliner khas kota ini yang cukup terkenal adalah hidangan lautnya terutama kepiting. Ada juga kuliner lainnya seperti Roti Mantau, Onde-Onde Ungu, Amplang, Bakpia, Bubur Gunting.

3. Jakarta Pusat.
Merupakan wilayah terkecil sebagai kota administrasi bagian dari Provinsi DKI Jakarta.

Sebagai kota administrasi, Jakarta Pusat bukanlah daerah otonom.

Kuliner legendaris, diantaranya Pempek Cawan Putih, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Nasi Uduk Zainal Fanani, Bubur Kwang Tung, Mie Ayam Gondangdia. Jakarta Pusat berhasil mendapatkan peringkat 2 nasional dengan memenangkan Adipura.

4. Tangerang.
Disebut juga sebagai Kota “Benteng”. Nama Tangerang berasal dari sebutan masyarakat sekitar terhadap banguan tugu, yang didirikan Pangeran Sugiri.

Atas dasar fungsinya, masyarakat menyebut tugu dan daerah itu dengan sebutan “Tetengger” atau “Tanggeran” yang berarti “penanda”.

Akibat salah pengucapan dalam ejaan tentara VOC yang berasal dari Makasar yang tidak mengenal huruf mati dan terbiasa menyebut “Tangeran” dengan “Tangerang” maka dialek ini berlangsung sampai saat ini.

Suku Sunda Banten merupakan suku aslinya. Kuliner khas Tangerang, diantaranya Emping Menes, Sate Bandeng, Kue Jojorong, Nasi Sumsum, Bebek Sate, Gecom, Kota Tangerang pernah mendapat penghargaan Adipura pada tahun 2008 dan 2009.

5. Malang.
Termasuk kota terbesar kedua di provinsi Jawa Timur dan kota terbesar ke-12 di Indonesia.

Didirikan pada masa Kerajaan Kanjuruhan. Peninggalan Belanda di kota ini umumnya berupa bangunan-bangunan kuno seperti Gereja Kayutangan yang berarsitektur gotik.

Kota Malang juga terkenal dengan kuliner Bakso Malang dan juga kota pendidikan.

Setidaknya ada dua teori di balik penamaan kota ini, yaitu “Malang Kucecwara” yang berarti Tuhan akan membantu kita menaklukkan yang jahat, disebut dalam prasasti Mantyasih tahun 907 Masehi dan Prasasti 908 Masehi.

Malangkucecwara terdiri atas kata, yakni “mala” yang berarti kebatilan, kecurangan, kepalsuan, dan kejahatan; “angkuca” yang berarti menghancurkan atau membinasakan, dan” icwara” yang berarti Tuhan.

Malang merupakan dan salah satu kota di Asia yang memiliki kualitas udara terbaik. Kota Malang pernah mendapatkan penghargaan Adipura. Kuliner lainnya yakni, Rawon Dengkul, Mendol, Orem-orem, Cwie Mie, Sate Landak.

6. Makassar
Disebut juga Ujung Pandang. Kota yang dikenal sebagai “Waterfront City”.

Salah satu peninggalan bersejarah adalah “Fort Rotterdam” merupakan salah satu benteng megah dan menawan, peninggalan Kesultanan Gowa. Suku Makassar dan Suku Bugis adalah suku asli yang mendiami kota ini.

Kuliner khas kota ini adalah Coto Makasar, Sop Konro, Palubasa, dan banyak ragam kuliner lainnya. Kota Makassar (Ujung Pandang) mendapatkan penghargaan Adipura sebanyak 3 kali berturut-turut.

7. Surabaya.
Merupakan kota metropolitan kedua di Indonesia. Banyak cerita, versi dan kisah mengenai penamaan “Surabaya”,

Pada umumnya, masyarakat Kota Surabaya menyebut asal nama kota ini, adalah dari untaian kata ‘Sura’ dan ‘Baya’.

Ada juga yang menyebut berasal dari kata ‘Cura Bhaya’ atau ‘Curabhaya’ dan banyak lagi penafsiran lainnya. Kuliner khas Surabaya yang wajib dicoba, yakni Tahu Tek, Tahu Campur, Belut Surabaya, Soto Gubeng Pojok, Sego Sambel, Pecel Semanggi, Sate Karak, Rawon, Rujak Cingur dan masih bayak ragam lainnya.

Kota Surabaya mendapatkan penghargaan “The Sustainable Cities and Human Settlements (SCHSA) dan juga mendapatkan penghargaan Adipura.

8. Semarang.
Dijuluki Kota Atlas, sebagai kota metropolitan kelima di Indonesia. Kawasan mega-urban Semarang meliputi wilayah metropolitan “Kedungsepur” (Kendal, Demak, Ungaran, Kabupaten Semarang, Salatiga, Kota Semarang, Purwodadi, dan Kabupaten Grobogan).

Juga merupakan wilayah metropolitan terpadat keempat di pulau jawa. Secara etimologis, nama “Semarang” berasal dari kata “sem”, yang berarti asam (pohon asam) dan kata “arang” yang berarti “jarang” dan jika digabung menjadi “asam yang jarang-jarang”.

Kuliner khas Semarang diantaranya Tahu Gimbal, Babat Gongso, Soto Semarang, Mie Kopyok, Tahu Petis, Lunpia, Bandeng Presto dan lain sebagainya.

Kota Semarang mendapatkan penghargaan sebagai salah satu kota wisata terbersih di ASEAN (2020-2022) juga mendapatkan penghargaan Adipura sebanyak 6 kali. (adm-01)

Disadur dari beberapa tulisan,
Oleh : RJ Tommy,
 (Pemerhati Arsitektur dan Perkotaan)

Berita Terkait

Top